Sindopos.com - Profil Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan.
Profil Desa & Kelurahan, Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan |
Kondisi Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan
Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui keterkaitan perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada, memberikan arti penting keputusan pembangunan sebagai langkah mendayagunakan dan penyelesaian masalah di masyarakat.
Desa Kasihan merupakan salah satu dari 11 desa di wilayah Kecamatan Tegalombo, yang terletak 8 Km ke arah selatan dari kota Kecamatan, Desa Kasihan mempunyai luas wilayah seluas 1.585,63 hektar. Adapun batas-batas wilayah desa Kasihan:
BATAS DESA
Sebelah Utara : Desa Tegalombo
Sebelah Selatan : Desa bubakan
Sebelah Timur : Desa Pucangombo
Sebelah Barat : Desa Ngreco
Iklim Desa Kasihan, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo.
Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui keterkaitan perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada, memberikan arti penting keputusan pembangunan sebagai langkah mendayagunakan dan penyelesaian masalah di masyarakat.
Desa Kasihan merupakan salah satu dari 11 desa di wilayah Kecamatan Tegalombo, yang terletak 8 Km ke arah selatan dari kota Kecamatan, Desa Kasihan mempunyai luas wilayah seluas 1.585,63 hektar. Adapun batas-batas wilayah desa Kasihan:
BATAS DESA
Sebelah Utara : Desa Tegalombo
Sebelah Selatan : Desa bubakan
Sebelah Timur : Desa Pucangombo
Sebelah Barat : Desa Ngreco
Iklim Desa Kasihan, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo.
Sejarah Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan
Menurut cerita para orang-orang tua di Desa Kasihan, Desa Kasihan mulai didirikan pada saat pemerintahan Kanjeng Jimat yanmg merupakan cikal bakal pendiri Kabupaten Pacitan. Pada saat pemerintahan Kanjeng Jimat terjadilah kekacauan yang sangat besar sehingga banyak menelan korban baik jiwa maupun harta benda. Kemudian beliau menyayembarakan “Barang siapa yang bisa menghentikan kekacauan tersebut makan akan di beri wilayah” yang kemudian hari menjadi Desa Kasihan. Kemudian terdengarlah sayembara tersebut pada seorang yang sakti mandraguna dari brang wetan (wilayah timur) yaitu dari daerah tulungagung. Dengan berbekalkan pusaka Kyai Sengkelat, Cindhe Sari dan Iket Beber Bumi, maka berangkatlah ia menuju wilayah Pacitan dan sampainya di Pacitan Beliau bertemu denga Kanjeng Jimat. Beliau mengetahui maksud kedatangannya dan kanjeng jimat pun merestui untuk memadamkan kekacauan tersebut. Maka berangkatlah beliau menuju medan pertempuran, beliau dibantu oleh Setro Ketipo, Kyai Posong dan Tunggul Ametung, serta pertempuran berlangsung beliau berjuang mati-matian, maka pertempuran dapat dimenangkan oleh beliau sehingga aman tentramlah wilayah Pacitan. Sesuai perjanjian Kanjeng Jimat, beliau diberi wilayah kekuasaan di bawah kekuasaan Kanjeng Jimat.
Mula-mula wilayah itu adalah hutan belantara banyak dihuni ilu-ilu banaspati dan binatang-binatang buas, dengan segala kesaktian dan kesabaran beliau, maka mulailah beliau membuka hutan untuk dijadikan tempat pemukiman dibantu 5 (lima) saudaranya dan Setro Ketipo. Maka pemukiman tersebut berhasil diwujudkan mulailah para penduduk mendatangi wilayah baru tersebut yang aman dan tentram.
Seorang pemimpin akan sangat kurang sempurna tanpa ada pendamping atau istri yang setia mendampingi dalam keadaan senang maupun susah maka beliau meminang seorang putri dari Kraton Surakarta. Dikarenakan buliau mempunyai kecacatan yaitu pundak kirinya tidak sama dengan pundak kanannya, maka putri tersebut menolak beliau, pulanglah beliau dengan hati gundah gulana. Sesampainya di Pacitan beliau bermunajat berpuasa dan berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dapat dijodohkan dengan putri tersebut. Maka setelah beberapa bulan permintaan beliau dikabulkan sehingga Putri tersebut mau untuk dijadikan istri beliau. Maka sejak itu beliau menamakan wilayahnya dengan nama “KINASIH” artinya yang dicintai. Kemudian Daerah Kinasih menjadi wilayah yang subur makmur serta aman dan damai. Setelah lama kemudian mulailah beliau menyusun pemerintahan wilayah tersebut dengan di bantu oleh para pengikut beliau. Pada tahun 1800 Kademangan kinasih mulai berdiri dan oleh Kanjeng Jimat bliau dinobatkan menjadi demang diwilayah Kinasih dengan gelar “KI DEMANG KINASIH” karena di asihi oleh istri dan rakyat, sampai seorang datang dari surakarta yang bernama KI BAGOR membuat kekacauan merusak lahan pertanian, merampok harta benda dan membunuh banyak orang sehingga terjadilah kekacauan yang amat meresahkan dan menakutkan bagi penduduk diwilayah kademangan Kinasih, KI BAGOR datang untuk merebut istri Ki Demang.
Ki Bagor adalah orang yang sakti merupakan orang buruhan dari kerajaan Surakarta kemudian Ki Demang minta bantuan Mbah Malang Gati, Mbah Kerta Jaya serta Mbah Salim dibantu juga oleh Jaya Baya untuk membunuh Ki Bagor. Maka terjadilah pertempuran yang sangat hebat antara Ki Demang, Mbah Malang Gati, Mbah Kerta Jaya serta Mbah Salim melawan Ki Bagor dan anak buahnya. Ki Bagor dan anak buahnya berhasil ditumpas oleh Ki Demang, stelah Ki Bagor berhasil ditumpas maka kepala Ki Bagor di penggal oleh Ki Demang dan di pasrahkan ke Kerajaan Surakarta sebagai tanda bukti bahwa ki Bagor telah mati dalam pertempuran melawan Ki Demang dan jasad tanpa kepala dikuburkan didusun Glagahombo sampai saat ini wilayah Kademangan Kinasih meliputi Bendo, Mbunder, Pluakan, Kalimojo, Kalitengah, Klitik sampai wilayah Pucangombo. Sekitar tahun 1920 Jogoboyo Merto Karya yang masih saudara Ki Demang Kinasih ditunjuk untuk menjadi demang diwilayah Pucangombo. Setelah tua Ki demang Kinasih pergi bersama istrinya ke Surakarta sampai saat ini masih menjadi misteri siapa nama asli Ki Demang Kinasih, Beliau meninggal di Surakarta, kepemimpinan kademangan Kinasih kemudian dilanjutkan oleh Ki Lurah Patmodiharjo yang kemudian mulai pemerintahan beliau Demang atau Kepala Desa dipilih oleh Rakyat. Setelah Ki Demang Patmodiharjo berangsur-angsur lama memegang pemerintahan, beliau tidak lagi menjabat dan pemerintahannya diteruskan oleh Ki Demang Sarjono atau Ki Lurah Harjo Sentono. Dalam pemerintahan beliau banyak pembangunan masjid-masjid antara lain: langgar agung yang dipimpin oleh ali Kasan. Setelah Ki Demang Harjo Sentono seleasi tugasnya diteruskan Ki Lurah Jayus, pada saat pemerintahan Ki Jayus mulailah pembentukan pusat pemerintahan yang di pusatkan di wilayah Mbanu yang kemusian menjadi dusun Krajan.selepas Ki Jayus berkuasa maka digantikan dengan Lurah Barjan, mulailah Lurah Barjan mamondasi Balai Desa dan mengganti nama Kinasih menjadi KASIHAN. Karena pada saat pemerintahan Lurah Barjan sekitar tahun 1949 Kademangan Kinasih didatangi oleh Santri Brang Kulon kata sandi untuk Jendral Sudirman karena pada saat itu Jemdral Sudirman berada di wilayah Kademangan Kinasih dan tinggal diwilayah Pringapus Dusun Salam rumahnya Jogo Boyo Ponco Rejo selama tujuh hari, maka digantilah Kademangan Kinasih menjadi desa Kasihan karena Lurah Barjan berharap agar Panglima Besar Jendral Sudirman dikasihani oleh Tuhan YME agar selamat dalam bergerilya melawan pemerintah Hindia Belanda. Setelah Lurah Barjan selesai bertugas diganti oleh seorang Karteker yaitu Lurah Tunggak Sumito, karteker adalah orang yang memerintah desa atas penunjukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pada waktu itu maka dengan ini kami sebutkan Kepala Desa Kasihan yang pertama sampai saat ini.
Adapun silsilah Demang/Kepala Desa Kasihan antara lain:
1. Ki Demang Kinasih
2. Padmodiharjo Dusun Krajan
3. Sarjono/Harjo Sentono Dusun Krajan
4. Jayus Dusun Krajan
5. Barjan Dusun Kalimojo
6. Tunggak Sumito Karteker dari Madiun (Bungkal Ponorogo)
7. Miswan Dusun Glagahombo (1991-1994)
8. Miswan dusun Glagahombo (1995-2001)
9. Umar Dusun Salam (2001-2006)
10. Sunarno Dusun Sidomakmur (2007-sekarang)
Demografi Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan
Desa Kasihan terdiri dari 7 dusun dengan jumlah penduduk 8.234 Jiwa atau 2.210 KK, dengan perincian sebagaimana tabel berikut :
Jumlah Penduduk
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki – Laki
|
4.197 Orang
|
2.
|
Perempuan
|
4.034 Orang
|
3.
|
Kepala Keluarga
|
2.210 KK
|
Jumlah Penduduk Menurut Umur
No.
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah (Jiwa)
|
1.
|
> 65
|
1276
|
2.
|
60 - 65
|
514
|
3.
|
55 – 60
|
531
|
4.
|
50 – 55
|
537
|
5.
|
45 – 50
|
550
|
6.
|
40 – 45
|
550
|
7.
|
35 – 40
|
525
|
8.
|
30 – 35
|
540
|
9.
|
25 - 30
|
547
|
10.
|
20 – 25
|
550
|
11.
|
15 – 20
|
549
|
12.
|
10 – 15
|
553
|
13.
|
5 - 10
|
545
|
14.
|
< 5
|
467
|
Jumlah
|
8234
|
Keadaan Sosial Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kasihan adalah sebagai berikut
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kasihan adalah sebagai berikut
Tingkat Pendidikan Masyarakat
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah ( orang )
|
1.
|
Tidak Sekolah / Buta Huruf
|
44
|
3.
|
Tidak Tamat SD/Sederajat
|
327
|
4.
|
Tamat SD / sederajat
|
1201
|
5.
|
Tamat SLTP / sederajat
|
324
|
6.
|
Tamat SLTA / sederajat
|
235
|
7.
|
Tamat D1, D2, D3
|
46
|
8.
|
Sarjana / S-1
|
40
|
Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa Kasihan adalah sebagai berikut :
Kesenian Masyarakat
No.
|
Jenis Kesenian
|
Jumlah Kelompok
|
Status
|
1.
|
Wayang
|
40 orang
|
masih
|
2.
|
Jaranan Piegon
|
27 orang
|
masih
|
Karena Desa Kasihan merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut :
9
Mata Pencaharian Penduduk
Petani
|
Pedagang
|
PNS
|
Tukang /Jasa
|
Lain- Lain
|
4505
|
268
|
42
|
72
|
1146
|
Kepemilikan Ternak
Ayam/itik
|
Kambing
|
Sapi
|
Kerbau
|
Lain-lain
|
360
|
241
|
275
|
0
|
120
|